KEDIRI, 17 AGUSTUS 2011
IDENTITAS PENELITI UTAMA
NAMA : DANANG PRIHATMAJA
NOMOR PESERTA : 12056310010257
UNIT KERJA : SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI
IDENTITAS KOLABORATOR
NAMA :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS, karena selama ini pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar IPS siswa di sekolah. Kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar atau ketuntasan belajar yang telah ditentukan kriteria ketuntasan minimalnya ( KKM ). Keaktifan siswa rendah justru disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat pada guru. Sebab guru hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu yang lebih banyak menerangkan atau bercerita sehingga banyak didominasii guru, sehingga mengakibatkan keaktifan siswa rendah. Di samping itu, nilai rata- rata ulangan harian rendah yang dicapai siswa kelas VIII A SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI adapun ketiga aspek penilaian yang ada yaitu, baik aspek kognitif, nilai afektif, dan nilai psikomotorik yang ada, pada penelitian ini peneliti hanya mengambil nilai kognitif saja.
Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kretivitas dan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan aktivitas siswa yang meningkat, sehingga ketuntasan belajar dapat tercapai. Adapun media pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan AUDIO VISUAL.
Pembelajaran dengan menggunakan AUDIO VISUAL adalah suatu proses belajar mengajar di dalam kelas dimana siswa diberikan contoh-contoh audio visual yang terdiri dari film, slide dan gambar yang menarik dan berhubungan dengan materi pembelajaran. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan secara kelompok, tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru juga mengarahkan siswa untuk berani menyampaikan pendapat,bertanya dan menjawab serta menyimpulkan permasalahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan media AUDIO VISUAL dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Kelas 8 mapel IPS pada materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia di SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI ?
C. Pemecahan Masalah
Dari rumusan masalah tersebut di atas , maka pemecahan masalah yang muncul adalah :
Nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( khususnya nilai kognitif ) rendah.
Media pembelajaran selama ini yang dipakai adalah masih bersifat konvensional, maka pada penelitian ini perlu menggunakan media pembelajaran yang lain yaitu media AUDIO VISUAL.
Dengan menggunakan medial pembelajaran yang menyenangkan dan menarik,anak akan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar dengan media AUDIO
VISUAL.
2. Menemukan dan mengatasi masalah yang muncul selama proses dalam kegian
belajar mengajar yang berlangsung berlangsung.
3.Meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Di dalam Penelitian Tindakan Kelas / PTK terhadap perbaikan pembelajaran memberi manfaat yang cukup signifikan , baik bagi siswa, guru, maupun institusi ( sekolah ).
1. Manfaat bagi siswa :
a) Membantu siswa meningkatkan pemahaman materi pembelajaran.
b) Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
c) Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil maksimal.
2. Manfaat bagi guru :
a) Membantu guru memperpaiki pembelajaran
b) Membantu guru berkembang secara professional
c) Menumbuhkan rasa percaya diri guru
d) memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.
3. Manfaat bagi Institusi ( Sekolah ) :
a) Membantu teman sejawat dapat melakukan PTK.
b) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa secara bertahap dan terus menerus.
c) Membuka wawasan para guru dan Kepala sekolah, bahwa permasalahan
pembelajaran dapat diatasi melalui PTK.
d) Sebagai bahan rujukan peneliti lain dan bahan kajian untuk dapat memberikan
kritik saran yang konstruktif.
e) Sebagai acuan dan perbandingan peneliti untuk mengambil tindakan dalam
mengatasi masalah yang serupa / sama dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Pengertian belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement),sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain).Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
A. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam mengantarkan siswa didik dalam menguasai dan mengamalakan pengetahuannya dalam kehidupan. Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :
1. Learning to Know yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa
menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya
memperoleh pengetahuan.
2. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk
melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing.
Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya
pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi koflik
3. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka.
4. Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).
B. Kerangka Berpikir
1. Meningkatkan hasil belajar IPS melalui media AUDIO VISUAL. Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab.
Hasil belajar IPS adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPS berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar IPS meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelajaran dengan media AUDIO VISUAL. Pembelajaran dengan media AUDIO VISUAL adalah suatu pembelajaran dimana sebelum proses belajar mengajar didalam kelas atau ruang MULTIMEDIA dimulai, siswa terlebih dahulu diberi contoh kejadian dengan melihat Film atau gambar-gambar yang menarik yang berhubungan dengan materi pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan secara kelompok permasalahan dan mencari pemecahan dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk berani menyampaikan pendapat, bertanya dan mendengarkan pendapat yang berbeda diantara mereka.
2. Pendekatan dan penerapan media AUDIO VISUAL dalam mata pelajaran IPS
Bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan. Pembelajaran dengan media audio visual berlangung secara alamiah dalam masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatnya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual,guru mengatur strategi belajar serta memfasilitasi belajar siswa. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dari pembahasan di atas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, dimana siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya dan kerja kelompok. Peningkatan hasil belajar yang didapatkan tidak hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas)
Dengan demikian dapat diduga bahwa:
Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetuan Sosial pada siswa SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI KELAS VIII A.
BAB III
METODE PENELITIAN TINDAKAN
A. Desain Penelitian Tindakan
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS dengan media pembelajaran AUDIO VISUAL untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah kuantitatif dari hasil tes, nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusiassiswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.
B. Subyek Dan Obyek
Bahwa dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada siswa kelas VIIIA dengan jumlah siswa 38 yang terdiri dari 20 laki-laki dan 18 perempuan, dengan pokok bahasan “Kolonialisme dan Imperialisme Barat Di Indonesia” dan penelitian ini dilaksanakan pada saat berlangsungnya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial/IPS.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP PAWYATAN DAHA 2 KOTA KEDIRI, Kelas VIII A, Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran IPS, yang dilaksakan mulai dari tanggal 14 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 21 Oktober 2010.
C. Prosedur Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
-Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
-Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
-Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
-Memilih bahan pelajaran yang sesuai
-Menentukan scenario pembelajaran dengan model Examples non Examples.
-Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
-Menyusun lembar kerja siswa
-Mengembangkan format evaluasi
-Mengembangkan format observasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan / Tindakan
- Guru mempersiapkan film-film dan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru memutarkan dan menampilkan film dan slide yang ditayangkan melalui LCD.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / menganalisa film dan slide tersebut..
- Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa film dan slide tersebut dicatat pada kertas..
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..
c. Observasi / Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan catatan-catatan tertulis, alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang telah disediakan.
d. Refleksi
- Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
- Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
- Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
- Kesimpulan
2. Siklus II
a. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
Pengembangan program tindakan ke II.
b. Pelaksanaan / Tindakan
Pelaksanaan program tindakan ke II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
- Guru mempersiapkan film atau slide, gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru memutar film atau slide atau di papan tulis atau ditayangkan melalui LCD.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / menganalisa film/slide/gambar.
-Melalui diskusi kelompok 2 – 3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas..
-Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..
- Kesimpulan.
c. Observasi / Pengamatan
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
d. Refleksi
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
- Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
- Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi,evaluasi tindakan II
- Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus I.
Siklus III (bila diperlukan).
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui penggunaan Media AUDIO VISUAL, dengan mengadakan diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan atau berbeda pendapat tentang materi Kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
Belajar IPS terasa lebih menyenangkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama dan partisipasi siswa semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam daftar nilai, catatan anekdot dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS. Bila 70% saja siswa telah berhasil , pembelajaran melalui media AUDIO VISUAL, maka tindakan dalam pembelajaran dengan media tersebut diasumsikan sudah berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran IPS dikelas VIII A SMP PAWYATAN DAHA 2 ini dilakukan dalam dua siklus.
Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir siklus.
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut ini :
Table 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 52,75% 69,44%
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) 63,82% 83,35%
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok 72,25% 88,32%
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran 75,00% 91,66%
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( Dalam kerja kelompok) 77,65% 86,11%
6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru). 80,55% 94,45%
Rata -Rata 70,33% 85,55%
Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 12,42%.
Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan pada pembelajaran terlihat pada table 4.
Table 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dalam pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,75% 13,88%
2 Mengobrol dengan teman 19,44% 8,33%
3 Mengerjakan tugas lain 16,60% 5,50%
Rata – rata 21,26% 9,25%
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12,01%.
Data pemahaman siswa tentang masalah materi“Kolonilaisme dan Imperialisme Barat di Indonesia” ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah materi“Kolonilaisme dan Imperialisme Barat di Indonesia” dan ketuntasan belajar siswa .
No Aspek yang diamati Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman materi “Kolonilaisme dan Imperialisme Barat di Indonesia” 7,01% 7,80%
2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%
3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%
Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah materi “Kolonilaisme dan Imperialisme Barat di Indonesia mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 15,14%.
B. Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 2 – 3 orang. Setiap anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada media audio visual, slide, gambar, buku paket IPS VIII pada materi “Kolonilaisme dan Imperialisme Barat di Indonesia”.
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata perolehan skor pada siklus pertama 52,75 % menjadi 69,44 %, mengalami kenaikan 16,69 %. Begitupun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 63,82 % dan pada siklus kedus 83,35 % mengalami kenaikan 19,53 %. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 72,25 % dan pada siklus kedua 88,32 % mengalami kenaikan sebesar 16,07 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus pertama 75 % dan pada siklus kedua 91,66 % mengalami kenaikan sebesar 16,66 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus pertama 77,65 % sedangkan pada siklus kedua 86,11 % mengalami kenaikan sebesar 8,46 %. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihata pada siklkus pertama 80,55 %, sedangkan pada silklus kedua 94,45 % mengalam kenaikan sebesar 13,9 %.
media belajar AUDIO VISUAL ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan media pembelajaran AUDIO VISUAL guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn). Dalam media belajar AUDIO VISUAL guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui media belajar AUDIO VISUAL siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus pada materi kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia
Dalam media belajar AUDIO VISUAL melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mngajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui media pembelajaran AUDIO VISUAL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada nateri Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia pada siswa SMP PAWYATAN DAHA KELAS VIII A.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
1. Skor teratas aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat dari 70.33 % menjadi 85,55 % mengalami kenaikan sebesar 15,22 %
2. Skor teratas aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama teratas skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26 %, sedangkan pada siklus kedua sebesar 9,25 % mengalami penurunan sebesar 12,01 %
3. Skor teratas pemahaman siswa tentang materi kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia, pada siklus pertama sebesar 7,01 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 7,80 %, tergolong baik demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama 74,82 % dan pada siklus kedua menjadi 89,96 %
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran AUDIO VISUAL dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah pada materi kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia dalam pelajaran IPS pada siswa SMP PAWYATAN DAHA 2 KELAS VIII A.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:
1. Pembelajaran pengetahuan IPS dapat menggunakan media pembelajaran AUDIO VISUAL sebagai salah satu alternatif dalam proses penyampaian pembelajaran di Sekolah.
2. Melalui pembelajaran media pembelajaran AUDIO VISUAL , guru dapat dengan mudah merespon potensi atau modalitas siswa dalam setiap kelompok belajar, apakah tergolong kepada kelompok Visual, atau kelompok Auditorial atau kelompok Kinestetik.
Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat lebih efektif dapat melakuakan kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan-perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya.
3. Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah kita menjadi seorang guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan penelitian kegiatan kelas pada tahun 2010 ini. Bekerjalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan besok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, maka kita termasuk orang-orang yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwito, 1991,Ilmu Pengetahuan Sosial,Direktorat Jenderal Dikdasmen.PPPG IPS dan PMP Malang
Nyoman Dekker Dr.SH,1994,Sekitar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Analisis Singkat dan Aneka Ragam Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan,IKIP malang
Sunaryo,1996,Sumber Bahan Pembelajaran IPS-SD,Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, PPPG IPS dan PMP Malang.
Ahmad, Rohani. 1993. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Asbi Mahastya.
Asikin, Moh. 2009. Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso.
Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Nana, Sudjana. 1991. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Pers
Selverius, Suke. 1993. Evaluasi hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Gramedia..
Uzer, Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.